Saat Mereka Belum Sadar

Saat Mereka Belum Sadar

Anak-anak bertanya
Mengapa setiap 26 Desember tidak sekolah
Padahal bukan tanggal merah
Mengapa orang mengumandangkan doa dan berzikir dimana-mana

Mereka tidak tahu kejadian yang pernah terjadi
Fenomena yg begitu dahsyat
Saat gelombang laut pernah naik ke darat
Seakan dunia kiamat

Sudahkah kita menceritakannya
Tentang air laut yang pernah membawa duka
Saat mereka belum sadar
Mereka telah kehilangan saudara dan orang tuanya

Air laut yang kini tempat mereka bermain
Bersenang-senang mengukir kenangan
Tanpa mereka tahu sejarah di masa lalu
Seharusnya kita telah menceritakan itu
Agar mereka tahu betapa hebat kuasa-Nya
Air laut yang kelihatan mati
Namun ia pernah mematikan ratusan juta manusia
Termasuk orang tuanya tercinta

Karya : Muhajir
Aceh Besar, 27 Desember 2017

Related Posts:

    Puisi Untuk Ibu

                             Ibu

    Ibu
    Engkaulah wanita paling kuat
    Engkau juga wanita paling hebat
    Dalam mendidik, menjaga dan merawat

    Ibu
    Engkaulah pahlawan dalam hidupku
    Engkau rela pertaruhkan nyawa demi melahirkanku
    Kau jadikan siang menjadi malam
    Kau jadikan malam menjadi siang demi untuk menjagaku
    Kau rela berkorban demi masa depanku

    Ibu
    Aku terlahir dengan ketidaksempurnaan
    Aku laksana beban bagi hidupmu
    Keadaanku menjadi omongan orang
    Namun engkau tak pernah perdulikan
    Engkau tetap jadikan aku sebagai kebanggaan
    Buah hatimu yang tak tergantikan

    Ibu
    Tak sanggup kubayangkan
    Bila engkau tiada di sisiku
    Siapa yang akan mendampingiku
    Siapa yang akan mendidikku
    Siapa yang akan menjaga dan merawatku


    Ibu
    Maafkan aku akan tingkah ku
    Maafkan aku akan salah ku
    Maafkan aku ibu
    Aku anakmu yang tidak memiliki kesempurnaan
    Aku selalu membutuhkan bimbingan

    Ibu
    Dirimu takkan pernah tergantikan
    Pengorbananmu akan selalu kukenang
    Tak sanggup aku membalas jasamu
    Meskipun dunia dan isinya ku persembahkan

    Ibu
    Hanya doa yang bisa kupanjatkan untukmu


    اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا
     

     Karya : Muhajir
    Banda Aceh, 18 Desember 2015

    Related Posts:

      Kisah Cinta 7 Januari

      Kisah Cinta 7 Januari

      Kekasih
      Kau pernah singgah di hatiku
      Tuhan pernah menyatukan hatiku dengan hatimu
      Namun kini telah jadi kenangan
      Kenangan yang tak bisa hilang dari ingatanku

      Tanggal 7 Januari
      Telah bersemi cinta suci
      Engkau pernah berjanji
      Walaupun aku jauh kau setia menanti
      Tapi kenapa saat aku kembali
      Kau malah pergi

      Tak lama berhubungan
      Hanya lima kali pertemuan
      Hatimu mengubah pikiran
      Kau pergi tanpa alasan

      17 Juni
      Tanggal itu seperti misteri pengejut hati
      Air mataku mengalir membasahi pipi
      Saat ku baca pesan kisah cinta kau minta berhenti
      Sungguh singkat kisah cinta ini
      Bagaikan mimpi disiang hari

      Karya: Muhajier
      Aceh Besar, 27 Juni 2013

      Related Posts:

        Pemuda Pemudi Sebagai Tombak Negara

        Pemuda Pemudi Sebagai Tombak Negara

        Wahai Putra Putri Indonesia
        Saatnya kita bersama
        Semua kita bersaudara
        Disana disini kita jua satu bahasa
        Sehidup semati kita tetap satu bangsa

        Wahai pemuda pemudi
        Kitalah penegak tanah Pertiwi
        Kitalah tombak di negeri ini
        Kitalah generasi masa kini dan masa depan nanti
        Kitalah yang mengubah negeri ini
        Menjadi negeri yang damai nan suci
        Negeri yang anti judi
        Anti korupsi
        Dan Anti diskriminasi

        Wahai Putra Putri Indonesia
        Negeri kita kaya Raya
        Jangan biarkan saudara kita menderita
        Jangan biarkan mereka sengsara
        Jangan biarkan jeritan fakir miskin mencakrawala
        Dan jangan biarkan Disabilitas memangku tangan di pinggir jalan raya

        Wahai pemuda pemudi Indonesia
        Lihatlah !!
        Disana masih ada saudara kita yang disabilitas tidak bisa bekerja
        Karena fasilitas belum ada bagi mereka
        Kesempatan masih saja terkubur bagi mereka
        Kemana Pancasila ?
        Dimana keadilan yang katanya ada ?
        Dimana dan kemana Tuan dan Nyonya yang duduk di kursi negara ?

        Jawaban itu tidak pernah ada

        Karya : Muhajir
        Banda Aceh, 21 Oktober 2017

        Related Posts: